Selasa, 15 Januari 2013

PERJALANAN KPAB-MARABUNTA KE GUNUNG HAUK KAB. BALANGAN









Bismillahirrahmanirrahim…

Wajar saja seorang MAPALA atau ORPALA seperti kami mencari kedamaian di alam bebas, kami mencoba mendaki gunung tertinggi kedua di Kalsel itu sekitar tanggal 28 Desember 2012 dengan tujuan merayakan tahun baru di puncak gunung Hauk bersama Mapala Negara Dipa STIA Amuntai dan Mapala Agriculture/ STIPER Amuntai. Karena kami seluruh anggota kami tidak pernah ke gunung Hauk, maka kami meminta kawan-kawan dari Mapala Negara Dipa dan Mapala Agriculture, yaitu bang Ireil/Away dari Mapala Negara Dipa, Petruk dan adiknya.
Hari pertama kami berangkat dari Banjarmasin ke Amuntai sekalian silaturrahmi dengan Mapala-Mapala disana. Perjalanan yang panjang di sertai hujan deras membuat kami tambah lambat, biasanya 5-6 jam perjalanan menggunakan motor, ini sampai 8-9 jam. Kira-kira pukul 12 malam sabtu kami baru sampai. Kemudian kami istirahat nginap di rumah Luing (Sungai Turak).
Hari kedua anak-anak KPAB Marabunta cukup kelelahan, sebagian ada yang istirahat (Abah, Cuplis, Bobby, Hendra, Rislia, Wendy, Kucing, Pentet, Haliling), ada juga yang mancing di sungai (Aang), ada juga yang mengunjungi sanak famili nya di daerah Amuntai (Aku, Matak dan bininya). Wajar saja hari itu Kucing (Ketum) dan Abah (ex. ketum) mengijinkan kawan-kawan mengembalikan staminanya setelah perjalanan panjang dari Banjarmasin.

Hari ketiga tepatnya minggu pagi kami bersilaturrahmi dengan Sispala Tunas Banua di SMKN 2 Amuntai. Disana kami byk bertemu dengan Sispala Tunas Banua, bahkan yang alumnusnya pun menyempatkan hadir untuk bertemu kami. Mereka sangat ramah bahkan saking ramahnya kami keasyikan hingga lupa pulang hingga pukul 15.00 WITA sambil latihan Prusiking di Aula sekolah tersebut. Pada sore hari tersebut kami menyempatkan silaturrahmi ke Mapala Agriculture, disana lagi kami di sapa dengan ramah oleh anak-anak Mapala.

Hari keempat, tanggal 31 Desember 2012 kami berangkat dari Amuntai menggunakan sepeda motor menuju Kabupaten Balangan, di daerah Awayan kami menemui bang Away yang memang rumahnya di sana. Sebelum berangkat kami makan jagung di rumah bang away, harga beda jauh dengan di Banjarmasin, di sana harganya cuma Rp. 500/jagung. Setelah siap bang Away mengatakan persiapkan diri karena medan menuju ke kampung Ajung itu benar-benar ekstrim, kami kira bang away tadi bercanda, tapi benar2 ekstrim bikin jantung deg-degan karena jalannya bebatuan dan hebatnya lagi turunannya hampir terjal. Kasian yang menggunakan motor matic cuma bisa santai.

Dan akhirnya setelah melewati perjalanan yang luar biasa tadi yang membuat pantat dan pinggang mau minta di pijit, sampailah kami di Desa Ajung atau kampung terakhir sebagai tempat persinggahan untuk menuju Puncak Hauk. Sebelum mendaki kami bertemu dan meminta do'a kepada tutuha adat Dayak Pitap di Desa Ajung. sekitar pukul 12 WITA siang hari kami berangkat menuju Puncak Hauk.

Pertama hal yang kami temui yaitu sungai Batu Ajung, airnya sungguh deras sehingga kami nyebrang melalui sungai ini harus berpegangan tangan, setelah itu perjalanan kami sudah sekitar satu jam tracking, rasa lelah dan haus pun mulai berasa, kami istirahat sejenak karena memang jalur menuju puncak gunung Hauk ini sangat menanjak, sebagian ada yang mengeluh pengen pulang dan ada juga yang berharap sesat karena logistik ada di carriernya (Aku dan Aang), hehe.....
Setelah itu kami jalan lagi jalan menanjak terus apalagi cuaca sangat tidak mendukung, hujan turun. Menunggu hujan reda kebetulan ada pondokan satu-satunya kami istirahat sambil menunggu hujan reda. Setelah reda, perjalanan kami lanjutkan. Rasa lapar pun menghambat kami, tepatnya di persimpangan setelah aliran sungai kami makan, tapi cuma makanan roti bakar (Adonan Untuk di bakar) untuk mengganjal perut yang lapar. Setelah istirahat sejenak lagi, kami lanjutkan perjalanan. . . 

Selanjutnya kami sampai di daerah yang katanya di beri nama Karang Bintang, tempat dimana banyak lumut, tebalnya saja lebih satu jari tangan dan kata Abah bisa di minum, langsung saja aku coba meminumnya. Setelah perjalanan +_6 jam dari desa Ajung, tracking yang tidak ada bonusnya, banyak diantara kami mengeluh bahkan aku sendiri yang habis diserang tambuan tepat di tengah dahi langsung drop, kucing dan Rislia di pangkal paha dan Matak di tangan. Untungnya sebagian kawan memberi motivasi. Dengan dorongan semangat kawan-kawan akhirnya kami sampai di tanjakan cinta mati dan sampai ke puncak hauk. Kalahnya kami dengan kondisi drop sampai ke puncak gunung Hauk, anak-anak SD dari Desa Ajung sudah lebih dulu ada disana. Kami akui dipuncak gunung Hauk ini sungguh mempesona, kota Tanjung dapat terlihat dari puncak ini. Subhannallah.

Sekitar pukul 7 malam kami sampai lalu langsung menyiapkan tenda dome dan tenda2, karena kondisi di puncak dingin dan gerimis. Sebagian kawan-kawan menyiapkan makan sambil menunggu pukul 24, melewati tahun baru di puncak. "Disinilah cerita Ita kuniing ada,, bercanda dengan anak2 SD tadi, kami kenalan, tapi Cuplis pengen lebih dekat sambil manggil nama Ita."
................................................

Cerita turunnya tak kalah menarik, dari puncak gunung Hauk sudah diguyur hujan silahkan dibayangkan sendiri, yang namanya turun itu pasti ke bawah, apalagi naiknya aja terjal ditambah hujan. Asli kaya di waterboom meluncur saking licinnya jalan,, bahkan kawanan yang ada di depan kami sudah lebih dulu meluncur menggunakan batang pisang,, ya bisa di bayangkan kalo sisanya tambah licin. 
Sekian dari Admin (Julian/Sinyo/Da2x) 
SALAM LESTARI…………

KELOMPOK PENGGIAT ALAM BEBAS MARABUNTA KALIMANTAN SELATAN