Senin, 03 Juni 2013
Percakapan Sehari-hari dengan Bahasa Dayak Ngaju
Apa kabar: narai kabar
Narai: apa
Kabar: kabar
Dijawab:
"Bahalap ih."
Artinya:
bahalap: baik, bagusKa': singkatan dari Kakak, untuk orang yang dituakan namun sebaya.
Ding: singkatan dari Ading, untuk yang lebih muda.
Ma': singkatan dari Mama, untuk paman atau om.
Na': singkatan dari Mina, untuk bibi atau tante.
Mbi': singkatan dari Tambi, untuk nenek.
Bue: untuk kakek.
Ken': singkatan dari Aken, untuk keponakan.
Wal: singkatan dari Kawal, untuk orang yang usianya sebaya dan akrab
Siapa namamu: eweh aram
Eweh: siapa
Aram: namamu
Dari mana: bara kueh
Bara: dari
kueh: mana
Berapa bersaudara : pire pahari
pire: berapa
pahari: saudara
kalambutan: sekandung
Silahkan: takan
takan: silahkan
Salaman, berjabat tangan: tabe
tabe: salaman, berjabat tangan, memberi salam
Selamat pagi: salamat hanjewu
Selamat siang: salamat bentuk andau
Selamat sore: salamat halemei
Selamat malam: salamat hamalem
Pagi: hanjewu
Siang: handau, bentuk andau
Sore: halemei
Malam: hamalem
Dingin: sadingen
Panas: balasut
Lapar: balau
Haus: teah belai
Makan: kuman
Minum: mihop
Air: danum
Nasi: bari
Beras: behas
Ikan: lauk
Babi: bawoi
Anjing: aso
Ayam: manok
Telur: tanteluh
Bagian perut: kanai
Masakan sayuran: juhu
Masakan ikan dengan bumbu kuning seperti pindang: tanak
Labu: bajawa
Daun: dawen
Daun pakis: kalakai
Tangan: lenge
Jari: tunjuk
Kaki: pai
Perut: kanai
Paha: sapak
Betis: buntis
Bahu: hunjun baha
Kurus: paringkong
Gemuk: baseput
*untuk hewan yang mengandung banyak lemak disebut menyak.
Pahias: rajin, mau
Kadian: pemalas, tumpul (untuk pisau dan benda tajam lainnya)
Purun: tega
Bukih: pelit
Tatau: kaya
Are duit: banyak uang
Laku: minta
Takut: mikeh
Ditakut-takuti: pikeh
Malu: mahamen
Merajuk/ngambek: manyalu
Marah: sangit
Sedih: pehe atei
Masuk: tame
Keluar: balua
Bertamu: maja
Mendatangi: mangguang
Mengantarkan: magah
Di Kalimantan Tengah, terutama rumpun Dayak Ngaju jika ingin menerangkan posisi sebuah tempat menggunakan patokan tepian sungai karena pada jaman dahulu, sungai adalah nadi kehidupan semua mahluk hidup.
Murik: bepergian ke daerah atas-hulu sungai
Masuh: bepergian ke daerah bawah-hilir sungai
Ngaju: daerah hulu sungai
Ngawa: daerah hilir sungai
Ngambu: daerah atas-menjauh dari tepian sungai
Ngiwa: daerah bawah-mendekat ke tepian sungai
Jalan: mananjung
Lari: hadari
Tidur: tiroh
Berbaring: menter
Sakit: haban
Terluka: bahimang
Rasa sakit: pehe
Sembunyikan: nyahukan
Menyembunyikan: manyahukan
SALAM LESTARI
Selasa, 15 Januari 2013
PERJALANAN KPAB-MARABUNTA KE GUNUNG HAUK KAB. BALANGAN
Bismillahirrahmanirrahim…
Wajar saja seorang MAPALA atau ORPALA seperti kami mencari kedamaian di alam bebas, kami mencoba mendaki gunung tertinggi kedua di Kalsel itu sekitar tanggal 28 Desember 2012 dengan tujuan merayakan tahun baru di puncak gunung Hauk bersama Mapala Negara Dipa STIA Amuntai dan Mapala Agriculture/ STIPER Amuntai. Karena kami seluruh anggota kami tidak pernah ke gunung Hauk, maka kami meminta kawan-kawan dari Mapala Negara Dipa dan Mapala Agriculture, yaitu bang Ireil/Away dari Mapala Negara Dipa, Petruk dan adiknya.
Hari pertama kami berangkat dari Banjarmasin ke Amuntai sekalian silaturrahmi dengan Mapala-Mapala disana. Perjalanan yang panjang di sertai hujan deras membuat kami tambah lambat, biasanya 5-6 jam perjalanan menggunakan motor, ini sampai 8-9 jam. Kira-kira pukul 12 malam sabtu kami baru sampai. Kemudian kami istirahat nginap di rumah Luing (Sungai Turak).
Hari
kedua anak-anak KPAB Marabunta cukup kelelahan, sebagian ada yang
istirahat (Abah, Cuplis, Bobby, Hendra, Rislia, Wendy, Kucing, Pentet,
Haliling), ada juga yang mancing di sungai (Aang), ada juga yang
mengunjungi sanak famili nya di daerah Amuntai (Aku, Matak dan bininya).
Wajar saja hari itu Kucing (Ketum) dan Abah (ex. ketum) mengijinkan
kawan-kawan mengembalikan staminanya setelah perjalanan panjang dari
Banjarmasin.
Hari
ketiga tepatnya minggu pagi kami bersilaturrahmi dengan Sispala Tunas
Banua di SMKN 2 Amuntai. Disana kami byk bertemu dengan Sispala Tunas
Banua, bahkan yang alumnusnya pun menyempatkan hadir untuk bertemu kami.
Mereka sangat ramah bahkan saking ramahnya kami keasyikan hingga lupa
pulang hingga pukul 15.00 WITA sambil latihan Prusiking di Aula sekolah
tersebut. Pada sore hari tersebut kami menyempatkan silaturrahmi ke
Mapala Agriculture, disana lagi kami di sapa dengan ramah oleh anak-anak
Mapala.
Hari keempat, tanggal 31 Desember 2012 kami berangkat dari Amuntai menggunakan sepeda motor menuju Kabupaten Balangan, di daerah Awayan kami menemui bang Away yang memang rumahnya di sana. Sebelum berangkat kami makan jagung di rumah bang away, harga beda jauh dengan di Banjarmasin, di sana harganya cuma Rp. 500/jagung. Setelah siap bang Away mengatakan persiapkan diri karena medan menuju ke kampung Ajung itu benar-benar ekstrim, kami kira bang away tadi bercanda, tapi benar2 ekstrim bikin jantung deg-degan karena jalannya bebatuan dan hebatnya lagi turunannya hampir terjal. Kasian yang menggunakan motor matic cuma bisa santai.
Dan akhirnya setelah melewati perjalanan yang luar biasa tadi yang membuat pantat dan pinggang mau minta di pijit, sampailah kami di Desa Ajung atau kampung terakhir sebagai tempat persinggahan untuk menuju Puncak Hauk. Sebelum mendaki kami bertemu dan meminta do'a kepada tutuha adat Dayak Pitap di Desa Ajung. sekitar pukul 12 WITA siang hari kami berangkat menuju Puncak Hauk.
Hari keempat, tanggal 31 Desember 2012 kami berangkat dari Amuntai menggunakan sepeda motor menuju Kabupaten Balangan, di daerah Awayan kami menemui bang Away yang memang rumahnya di sana. Sebelum berangkat kami makan jagung di rumah bang away, harga beda jauh dengan di Banjarmasin, di sana harganya cuma Rp. 500/jagung. Setelah siap bang Away mengatakan persiapkan diri karena medan menuju ke kampung Ajung itu benar-benar ekstrim, kami kira bang away tadi bercanda, tapi benar2 ekstrim bikin jantung deg-degan karena jalannya bebatuan dan hebatnya lagi turunannya hampir terjal. Kasian yang menggunakan motor matic cuma bisa santai.
Dan akhirnya setelah melewati perjalanan yang luar biasa tadi yang membuat pantat dan pinggang mau minta di pijit, sampailah kami di Desa Ajung atau kampung terakhir sebagai tempat persinggahan untuk menuju Puncak Hauk. Sebelum mendaki kami bertemu dan meminta do'a kepada tutuha adat Dayak Pitap di Desa Ajung. sekitar pukul 12 WITA siang hari kami berangkat menuju Puncak Hauk.
Pertama hal yang kami temui yaitu sungai
Batu Ajung, airnya sungguh deras sehingga kami nyebrang melalui sungai
ini harus berpegangan tangan, setelah itu perjalanan kami sudah sekitar
satu jam tracking, rasa lelah dan haus pun mulai berasa, kami istirahat
sejenak karena memang jalur menuju puncak gunung Hauk ini sangat
menanjak, sebagian ada yang mengeluh pengen pulang dan ada juga yang
berharap sesat karena logistik ada di carriernya (Aku dan Aang),
hehe.....
Setelah itu kami jalan lagi jalan menanjak terus apalagi
cuaca sangat tidak mendukung, hujan turun. Menunggu hujan reda kebetulan
ada pondokan satu-satunya kami istirahat sambil menunggu hujan reda.
Setelah reda, perjalanan kami lanjutkan. Rasa lapar pun menghambat kami,
tepatnya di persimpangan setelah aliran sungai kami makan, tapi cuma
makanan roti bakar (Adonan Untuk di bakar) untuk mengganjal perut yang
lapar. Setelah istirahat sejenak lagi, kami lanjutkan perjalanan. . .
Selanjutnya
kami sampai di daerah yang katanya di beri nama Karang Bintang, tempat
dimana banyak lumut, tebalnya saja lebih satu jari tangan dan kata Abah
bisa di minum, langsung saja aku coba meminumnya. Setelah perjalanan
+_6 jam dari desa Ajung, tracking yang tidak ada bonusnya, banyak diantara kami mengeluh bahkan aku sendiri yang habis diserang tambuan tepat di tengah dahi langsung drop, kucing dan Rislia di pangkal paha dan Matak di tangan. Untungnya sebagian kawan memberi motivasi. Dengan dorongan semangat kawan-kawan akhirnya kami sampai di tanjakan
cinta mati dan sampai ke puncak hauk. Kalahnya kami dengan kondisi drop sampai ke puncak gunung Hauk, anak-anak SD dari Desa Ajung sudah lebih dulu ada disana. Kami akui dipuncak gunung Hauk ini sungguh mempesona, kota Tanjung dapat terlihat dari puncak ini. Subhannallah.
Sekitar pukul 7 malam kami sampai lalu langsung menyiapkan tenda dome dan tenda2, karena kondisi di puncak dingin dan gerimis. Sebagian kawan-kawan menyiapkan makan sambil menunggu pukul 24, melewati tahun baru di puncak. "Disinilah cerita Ita kuniing ada,, bercanda dengan anak2 SD tadi, kami kenalan, tapi Cuplis pengen lebih dekat sambil manggil nama Ita."
................................................
Cerita turunnya tak kalah menarik, dari puncak gunung Hauk sudah diguyur hujan silahkan dibayangkan sendiri, yang namanya turun itu pasti ke bawah, apalagi naiknya aja terjal ditambah hujan. Asli kaya di waterboom meluncur saking licinnya jalan,, bahkan kawanan yang ada di depan kami sudah lebih dulu meluncur menggunakan batang pisang,, ya bisa di bayangkan kalo sisanya tambah licin.
Sekian dari Admin (Julian/Sinyo/Da2x)
Langganan:
Postingan (Atom)