Senin, 03 Juni 2013

SIKLUS KEORGANISASIAN MAHASISWA

Mahasiswa sebuah sebutan yang sangat elit saat ini karena hanya mahasiswalah yang dapat meruntuhkan sebuah rezim yang telah bercokol disebuah negara selama 32 tahun. Mungkin kita definisikan dulu siapa itu mahasiswa, berasal dari maha dan siswa mudahnya mahasiswa adalah seseorang yang tengah berstudi diperguruan tinggi negeri atau swasta. Dalam strata masyarakat Indonesia Mahasiswa mempunyai strata yang tinggi karena merupakan golongan yang mengeyam pendidikan paling tinggi.


Sejarah masa lalu telah menciptakan citra seorang mahasiswa adalah agent of change, agent social penjaga gawang moral bangsa. Sebut saja angkatan 66 yang telah melahirkan berdirinya orde baru dan penumpasan komunis, 98 dengan lahirnya era reformasi. Memang sejarah telah mencatat mahasiswa sebagai golongan yang telah ikut andil dalam penentuan nasib bangsa.

Saya ingin meninjau ulang paradigma mahasiswa dengan melihat fenomena saat ini, yang saya mulai dari lingkungan kampus. Di lingkungan kampus mahasiswa dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : KUPU-KUPU (kuliah-pulang) dan KURA-KURA (kuliah Rapat/ para aktivis). Golongan kupu-kupu memang golongan terbesar yang menghuni lingkungan kampus mereka adalah para akademis yang konsen dan mencurahkan segala pikiran pada akademik tanpa menghiraukan atau tanggap terhadap lingkungan sosial masyarakat sekitar mereka, ya walau itu juga hanya sebagian saja dari mereka yang seperti itu selebihnya mereka hanya segerombolan kaum hedonis pencari gelar sebagai modal peraup rupiah pada saatnya nanti selebihnya tidak ada yang istimewa dari golongan ini selain sebagai sapi perah kaum kapitalis pendidikan. Golongan yang kedua adalah kura-kura yaitu para mahasiswa yang aktif diorganisasi kemahasiswaan atau pergerakan. Meraka adalah para mahasiswa yang aktif, kritis dan responsif terhadap kondisi situasi lingkungan mereka mereka inilah yang bisa kita sebut agent of change. Ada fenomena yang menarik dari golongan ini, mereka yang asyik sibuk dengan idealisme keorganisasian sampai terhanyut dan terlupa tentang kewajiban mereka sebagai mahasiswa yaitu belajar (akademik) dan ini terjadi pada sebagian besar mereka yang terkadang dianggap oleh pihak kampus sebagai orang-orang pembuat onar. Tapi sebagian lain adalah seorang pejuang idelaisme yang realistis (idealisme-akademik), mereka yang bisa kita sebut kaum intelegensia yang bertanggung jawab pada kewajiban sebagai seorang yang berkesempatan mengeyam pendidikan tertinggi di Indonesia.

Siklus pergerakan mahasiswa bisa kita lihat dan kita ramalkan pasang surutnya, pasca angkatan 66 mengukirkan tinta emasnya bergulirlah masa tidur pulas para aktivis mahasiswa karena dibius dan dibungkam oleh penguasa rezim dengan penetralan kampus dari kegiatan keorganisasian dan politik dalam bentuk apapun, siapa yang menyinggung atau mengkritik penguasa maka bersiaplah untuk menjadi target pencarian orang oleh aparat dengan tuduhan makar, komunis, sparatis dan tuduhan lain yang pada saat itu tenar terdengar. Sebut saja PETRUS (penembakan misterius) yang dilakukan kepada orang-orang yang dianggap berbahaya oleh penguasa.  Hal itu juga terjadi pasca angkatan 98 era reformasi, terjadilah liberalisasi disemua bidang kehidupan masyarakat dan tidak terkecuali kemahasiswaan, dan sekarang pembungkaman sedang mulai terjadi kembali dengan penetralan kampus sedikit-demi sedikit tanpa kita rasakan. Turun drastisnya jumlah mahasiswa yang berorganisasi dan mahasiswa yang kritis terhadap kondisi lingkungan sosial karena terbentur oleh sistem yang diberlakukan dikampus, sebut saja presensi 75% yang tidak bisa ditawar dengan alasan apapun kecuali sakit dan opname itu saja harus melampirkan surat izin setiap hari yang dia tinggalkan. Pembatasan jam kegiatan pada jam-jam tertentu, pembatasan penggunaan fasilitas kampus untuk kegiatan mahasiswa dan pelarangan menggunakan sponsorship rokok padahal jika besiswa dari PT. Djarum mereka dengan senang menerimanya tapi kenapa sebagai sponsorship dilarang?? pemangkasan anggaran untuk unit kegiatan mahasiswa yang tidak proporsional padahal itu terkumpul dari uang SPP yang mereka bayarkan lalu kemana larinya sejumlah uang SPP yang dialokasikan untuk UKM dan masih banyak hal-hal yang mengindikasikan sedang terjadinya proses netralisasi kampus.

Mungkin inilah siklus yang harus dijalani mahasiswa bangsa ini, dan seharusnyalah mahasiswa sadar dengan adanya siklus semacam ini dan dapat mengambil tidakan preventif yang terbaik. Jika kita hanya diam saja maka kita telah melupakan kewajiban dan amanah sebagai kaum intelegensia(kaum terpelajar) sebagai agent of change, penjaga gawang moral.

Percakapan Sehari-hari dengan Bahasa Dayak Ngaju

Jika ingin menanyakan kabar,
Apa kabar: narai kabar
       Narai: apa
       Kabar: kabar

Dijawab:
      "Bahalap ih."
Artinya:
bahalap: baik, bagus


Ka': singkatan dari Kakak, untuk orang yang dituakan namun sebaya.
Ding: singkatan dari Ading, untuk yang lebih muda.
Ma': singkatan dari Mama, untuk paman atau om.
Na': singkatan dari Mina, untuk bibi atau tante.
Mbi': singkatan dari Tambi, untuk nenek.
Bue: untuk kakek.
Ken': singkatan dari Aken, untuk keponakan.
Wal: singkatan dari Kawal, untuk orang yang usianya sebaya dan akrab

Siapa namamu: eweh aram
      Eweh: siapa
      Aram: namamu 

Dari mana: bara kueh
  Bara: dari
     kueh: mana

Berapa bersaudara : pire pahari
pire: berapa
pahari: saudara
kalambutan: sekandung

Silahkan: takan
takan: silahkan

Salaman, berjabat tangan: tabe
tabe: salaman, berjabat tangan, memberi salam

Selamat pagi: salamat hanjewu
Selamat siang: salamat bentuk andau
Selamat sore: salamat halemei
Selamat malam: salamat hamalem

Pagi: hanjewu
Siang: handau, bentuk andau
Sore: halemei
Malam: hamalem


Dingin: sadingen
Panas: balasut


Lapar: balau
Haus: teah belai


Makan: kuman
Minum: mihop

Air: danum
Nasi: bari
Beras: behas
Ikan: lauk
Babi: bawoi
Anjing: aso
Ayam: manok
Telur: tanteluh
Bagian perut: kanai
Masakan sayuran: juhu
Masakan ikan dengan bumbu kuning seperti pindang: tanak
Labu: bajawa
Daun: dawen
Daun pakis: kalakai


Tangan: lenge
Jari: tunjuk
Kaki: pai
Perut: kanai
Paha: sapak
Betis: buntis
Bahu: hunjun baha




Kurus: paringkong
Gemuk: baseput
*untuk hewan yang mengandung banyak lemak disebut menyak.


Pahias: rajin, mau
Kadian: pemalas, tumpul (untuk pisau dan benda tajam lainnya)
Purun: tega
Bukih: pelit
Tatau: kaya
Are duit: banyak uang
Laku: minta


Takut: mikeh
Ditakut-takuti: pikeh
Malu: mahamen
Merajuk/ngambek: manyalu
Marah: sangit
Sedih: pehe atei


Masuk: tame
Keluar: balua

Bertamu: maja
Mendatangi: mangguang
Mengantarkan: magah



Di Kalimantan Tengah, terutama rumpun Dayak Ngaju jika ingin menerangkan posisi sebuah tempat menggunakan patokan tepian sungai karena pada jaman dahulu, sungai adalah nadi kehidupan semua mahluk hidup.
Murik: bepergian ke daerah atas-hulu sungai
Masuh: bepergian ke daerah bawah-hilir sungai
Ngaju: daerah hulu sungai
Ngawa: daerah hilir sungai
Ngambu: daerah atas-menjauh dari tepian sungai
Ngiwa: daerah bawah-mendekat ke tepian sungai


Jalan: mananjung
Lari: hadari
Tidur: tiroh
Berbaring: menter
Sakit: haban
Terluka: bahimang
Rasa sakit: pehe


Sembunyikan: nyahukan
Menyembunyikan: manyahukan

SALAM LESTARI

Selasa, 15 Januari 2013

PERJALANAN KPAB-MARABUNTA KE GUNUNG HAUK KAB. BALANGAN









Bismillahirrahmanirrahim…

Wajar saja seorang MAPALA atau ORPALA seperti kami mencari kedamaian di alam bebas, kami mencoba mendaki gunung tertinggi kedua di Kalsel itu sekitar tanggal 28 Desember 2012 dengan tujuan merayakan tahun baru di puncak gunung Hauk bersama Mapala Negara Dipa STIA Amuntai dan Mapala Agriculture/ STIPER Amuntai. Karena kami seluruh anggota kami tidak pernah ke gunung Hauk, maka kami meminta kawan-kawan dari Mapala Negara Dipa dan Mapala Agriculture, yaitu bang Ireil/Away dari Mapala Negara Dipa, Petruk dan adiknya.
Hari pertama kami berangkat dari Banjarmasin ke Amuntai sekalian silaturrahmi dengan Mapala-Mapala disana. Perjalanan yang panjang di sertai hujan deras membuat kami tambah lambat, biasanya 5-6 jam perjalanan menggunakan motor, ini sampai 8-9 jam. Kira-kira pukul 12 malam sabtu kami baru sampai. Kemudian kami istirahat nginap di rumah Luing (Sungai Turak).
Hari kedua anak-anak KPAB Marabunta cukup kelelahan, sebagian ada yang istirahat (Abah, Cuplis, Bobby, Hendra, Rislia, Wendy, Kucing, Pentet, Haliling), ada juga yang mancing di sungai (Aang), ada juga yang mengunjungi sanak famili nya di daerah Amuntai (Aku, Matak dan bininya). Wajar saja hari itu Kucing (Ketum) dan Abah (ex. ketum) mengijinkan kawan-kawan mengembalikan staminanya setelah perjalanan panjang dari Banjarmasin.

Hari ketiga tepatnya minggu pagi kami bersilaturrahmi dengan Sispala Tunas Banua di SMKN 2 Amuntai. Disana kami byk bertemu dengan Sispala Tunas Banua, bahkan yang alumnusnya pun menyempatkan hadir untuk bertemu kami. Mereka sangat ramah bahkan saking ramahnya kami keasyikan hingga lupa pulang hingga pukul 15.00 WITA sambil latihan Prusiking di Aula sekolah tersebut. Pada sore hari tersebut kami menyempatkan silaturrahmi ke Mapala Agriculture, disana lagi kami di sapa dengan ramah oleh anak-anak Mapala.

Hari keempat, tanggal 31 Desember 2012 kami berangkat dari Amuntai menggunakan sepeda motor menuju Kabupaten Balangan, di daerah Awayan kami menemui bang Away yang memang rumahnya di sana. Sebelum berangkat kami makan jagung di rumah bang away, harga beda jauh dengan di Banjarmasin, di sana harganya cuma Rp. 500/jagung. Setelah siap bang Away mengatakan persiapkan diri karena medan menuju ke kampung Ajung itu benar-benar ekstrim, kami kira bang away tadi bercanda, tapi benar2 ekstrim bikin jantung deg-degan karena jalannya bebatuan dan hebatnya lagi turunannya hampir terjal. Kasian yang menggunakan motor matic cuma bisa santai.

Dan akhirnya setelah melewati perjalanan yang luar biasa tadi yang membuat pantat dan pinggang mau minta di pijit, sampailah kami di Desa Ajung atau kampung terakhir sebagai tempat persinggahan untuk menuju Puncak Hauk. Sebelum mendaki kami bertemu dan meminta do'a kepada tutuha adat Dayak Pitap di Desa Ajung. sekitar pukul 12 WITA siang hari kami berangkat menuju Puncak Hauk.

Pertama hal yang kami temui yaitu sungai Batu Ajung, airnya sungguh deras sehingga kami nyebrang melalui sungai ini harus berpegangan tangan, setelah itu perjalanan kami sudah sekitar satu jam tracking, rasa lelah dan haus pun mulai berasa, kami istirahat sejenak karena memang jalur menuju puncak gunung Hauk ini sangat menanjak, sebagian ada yang mengeluh pengen pulang dan ada juga yang berharap sesat karena logistik ada di carriernya (Aku dan Aang), hehe.....
Setelah itu kami jalan lagi jalan menanjak terus apalagi cuaca sangat tidak mendukung, hujan turun. Menunggu hujan reda kebetulan ada pondokan satu-satunya kami istirahat sambil menunggu hujan reda. Setelah reda, perjalanan kami lanjutkan. Rasa lapar pun menghambat kami, tepatnya di persimpangan setelah aliran sungai kami makan, tapi cuma makanan roti bakar (Adonan Untuk di bakar) untuk mengganjal perut yang lapar. Setelah istirahat sejenak lagi, kami lanjutkan perjalanan. . . 

Selanjutnya kami sampai di daerah yang katanya di beri nama Karang Bintang, tempat dimana banyak lumut, tebalnya saja lebih satu jari tangan dan kata Abah bisa di minum, langsung saja aku coba meminumnya. Setelah perjalanan +_6 jam dari desa Ajung, tracking yang tidak ada bonusnya, banyak diantara kami mengeluh bahkan aku sendiri yang habis diserang tambuan tepat di tengah dahi langsung drop, kucing dan Rislia di pangkal paha dan Matak di tangan. Untungnya sebagian kawan memberi motivasi. Dengan dorongan semangat kawan-kawan akhirnya kami sampai di tanjakan cinta mati dan sampai ke puncak hauk. Kalahnya kami dengan kondisi drop sampai ke puncak gunung Hauk, anak-anak SD dari Desa Ajung sudah lebih dulu ada disana. Kami akui dipuncak gunung Hauk ini sungguh mempesona, kota Tanjung dapat terlihat dari puncak ini. Subhannallah.

Sekitar pukul 7 malam kami sampai lalu langsung menyiapkan tenda dome dan tenda2, karena kondisi di puncak dingin dan gerimis. Sebagian kawan-kawan menyiapkan makan sambil menunggu pukul 24, melewati tahun baru di puncak. "Disinilah cerita Ita kuniing ada,, bercanda dengan anak2 SD tadi, kami kenalan, tapi Cuplis pengen lebih dekat sambil manggil nama Ita."
................................................

Cerita turunnya tak kalah menarik, dari puncak gunung Hauk sudah diguyur hujan silahkan dibayangkan sendiri, yang namanya turun itu pasti ke bawah, apalagi naiknya aja terjal ditambah hujan. Asli kaya di waterboom meluncur saking licinnya jalan,, bahkan kawanan yang ada di depan kami sudah lebih dulu meluncur menggunakan batang pisang,, ya bisa di bayangkan kalo sisanya tambah licin. 
Sekian dari Admin (Julian/Sinyo/Da2x) 
SALAM LESTARI…………

KELOMPOK PENGGIAT ALAM BEBAS MARABUNTA KALIMANTAN SELATAN